JEPARA – Branding sebagai kota ukir tidak hanya slogan saja. Industri furnitur kayu terus digenjot oleh Pemerintah Kabupaten Jepara agar semakin maju dan berdampak pada perekonomian masyarakat.
Hal itu menjadi misi kembali digelarnya pameran furnitur terbesar yang bertajuk Jepara International Furniture – Buyer Weeks (JIF-BW), pameran ini sebelumnya telah sukses digelar pada tahun 2023.
“Kemarin kita sukses dengan JIF-BW 2023 dan berhasil mencatatkan transaksi internasional sebesar 2,43 juta US Dolar dan transaksi domestik Rp26 miliar,” ungkap Pj Bupati Jepara H. Edy Supriyanta di Pendapa Kartini, Selasa, (30/1/2024) malam.
Pj Bupati Jepara berharap even pameran JIF-BW dapat diselenggarakan tiap tahun pun mulai terealisasi. Dan penyelenggaraan tahun ini dapat berjalan lebih sukses.
Menggembirakan
Sementara itu data yang dihimpun pemkab Jepara menunjukkan nilai ekspor kayu, kayu olahan, hingga kerajinan kayu dan handycraft semakin meningkat.
Pada tahun 2022 Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor furnitur kayu di Jepara mencapai 186,39 juta US Dolar.
Capaian tersebut melampaui raihan pada tahun 2021 yang sebesar 122,26 juta US Dolar. Sedangkan di tahun 2023 BPS belum melaporkan besaran nilai ekspor kayu di Kabupaten Jepara.
“Jika ditotal dari seluruh komoditas itu, nilainya mencapai 198,5 juta US Dolar pada tahun 2022, naik dari tahun 2021 sebesar 140,66 juta US Dolar,” lanjutnya.
Diharapkan semakin banyak pelaku usaha yang mengikuti JIF-BW 2024 dan bersama menyukseskan event tersebut.
“Sukses JIF-BW, bukan hanya makin menguatkan city branding “Jepara Kota Ukir”, tapi juga memantapkan perekonomian daerah,” tegasnya.
Sebagaimana diketahui, pada tahun 2022 lalu Presiden RI Joko Widodo memberikan arahan kepada Kabupaten dan Kota agar memperkuat city branding.
Secara khusus Presiden menyoroti Kabupaten Jepara agar memperkuat branding sebagai kota ukir dan sentra industri furnitur.
Sementara itu, Ketua JIF-BW Jamhari mengatakan pameran JIF-BW edisi kedua tersebut direncanakan akan berlangsung pada 26 Februari 2024 hingga 11 Maret 2024.
Pada gelaran sebelumnya, JIF-BW diselenggarakan secara hybrid yakni secara daring melalui website dan offline di showroom.
Sehingga tidak banyak masyarakat yang mengetahui dan merasakan adanya pameran tersebut.
“Banyak masukan dan pengalaman di tahun lalu yang akan kami tingkatkan di tahun ini, kalau tahun kemarin kita fokus ke awareness buyer, tahun ini kami akan mendorong adanya meeting point yang nantinya akan terbentuk cluster,” ucap Jamhari. [CAN]