SPORT – Jika Patrick Kluivert dipecat usai kegagalan membawa timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026, akan menjadi babak baru bagi PSSI dalam menentukan arah masa depan Timnas Indonesia.
Keputusan pemecatan ini sekaligus membuka peluang bagi federasi untuk mencari sosok pelatih yang lebih cocok dengan karakter permainan dan target jangka panjang sepak bola nasional.
Dalam beberapa tahun terakhir, PSSI kerap mengincar pelatih asing berpengalaman untuk memperkuat fondasi timnas. Kali ini, sejumlah pelatih asal Belanda disebut masuk radar karena dianggap memiliki filosofi permainan modern, disiplin taktik tinggi, dan sejarah panjang dalam membangun sistem sepak bola yang kuat.
Berikut tiga kandidat pelatih asal Belanda yang dinilai realistis sekaligus potensial untuk menjadi nahkoda baru Timnas Indonesia.
1. Erik ten Hag – Filosofi Modern dan Mental Eropa
Erik ten Hag saat ini berstatus bebas kontrak setelah berpisah dengan Bayer Leverkusen. Sebelumnya, namanya dikenal luas saat membawa AFC Ajax tampil mengesankan di kompetisi Eropa, terutama dengan permainan cepat, terstruktur, dan agresif.
Ten Hag dikenal sebagai pelatih yang detail dan perfeksionis. Ia gemar membangun tim dari dasar, termasuk memberi peran besar kepada pemain muda. Filosofi tersebut sejalan dengan kebutuhan Timnas Indonesia yang tengah berproses membangun identitas permainan dan memperkuat regenerasi pemain.
Kendala terbesar bagi PSSI mungkin ada pada nilai kontrak dan ambisi Ten Hag. Pelatih sekelasnya biasa menangani klub top Eropa. Namun, jika federasi mampu meyakinkan dengan proyek jangka panjang dan dukungan penuh, peluang tidak sepenuhnya tertutup.
2. Mark van Bommel – Karakter Kuat dan Mental Juara
Mark van Bommel merupakan nama yang juga mencuri perhatian. Mantan kapten Timnas Belanda ini terakhir kali melatih Royal Antwerp FC sebelum berpisah pada Juni 2024. Ia juga pernah menangani PSV Eindhoven serta menjadi asisten pelatih Tim nasional sepak bola Australia.
Sebagai pelatih, Van Bommel dikenal membawa semangat juang tinggi dan pendekatan taktis yang pragmatis. Ia tipe pelatih yang mengutamakan disiplin dan daya juang pemain, cocok untuk membentuk tim dengan karakter kuat—sesuatu yang sangat dibutuhkan Indonesia untuk bersaing di level Asia Tenggara dan Asia.
Selain itu, kariernya sebagai pemain di level elite Eropa memberi nilai tambah, karena ia memahami tekanan kompetisi tinggi. Tantangannya: adaptasi terhadap kultur sepak bola Indonesia yang berbeda jauh dari Eropa.
3. Phillip Cocu – Arsitek Taktik dan Pengembang Talenta
Nama Phillip Cocu juga masuk dalam radar. Legenda hidup sepak bola Belanda ini punya pengalaman panjang sebagai pelatih PSV Eindhoven serta sempat menjadi asisten di Tim nasional sepak bola Belanda.
Cocu terkenal sebagai pelatih yang sangat memperhatikan detail taktik dan pengembangan pemain muda. Pendekatannya lebih sistematis dibanding dua kandidat lainnya. Ia cenderung membangun struktur permainan yang stabil dan sabar, cocok untuk proyek jangka panjang Timnas Indonesia.
Jika Cocu bersedia, PSSI bisa mendapatkan sosok pelatih yang mampu membangun pondasi kuat—bukan hanya untuk tim senior, tetapi juga dalam pembinaan pemain muda dan filosofi bermain nasional.
PSSI memiliki pekerjaan rumah besar dalam proses seleksi pelatih baru ini. Selain aspek teknis dan prestasi, federasi juga harus mempertimbangkan kesesuaian filosofi, anggaran, serta komitmen jangka panjang. Ketiga kandidat asal Belanda ini menawarkan gaya berbeda:
- Ten Hag membawa visi modern dan struktur menyerang,
- Van Bommel menghadirkan mental juara dan kedisiplinan,
- Cocu menawarkan stabilitas taktik dan pengembangan jangka panjang.
Dengan dukungan program berkelanjutan, siapapun yang dipilih bisa menjadi titik balik Timnas Indonesia untuk naik level, tidak hanya di kancah regional, tapi juga Asia.
EDITOR : Fatwa