JUWANA – Pemanfaatan enceng gondok menjadi pupuk mulai digalakkan dengan harapan dapat direplikasi oleh masyarakat yang tinggal di sekitar Sungai Juwana, Pati, Jawa Tengah. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi keberadaan sampah enceng gondok secara besar-besaran.
Enceng gondok selama ini menjadi salah satu masalah utama di Sungai Juwana. Tanaman ini tidak hanya menutupi permukaan sungai, tetapi juga mempercepat proses pendangkalan. Pendangkalan terjadi karena enceng gondok menjebak endapan air dan sampah lainnya.
“Pendangkalan di Sungai Juwana disebabkan oleh berbagai faktor, seperti sampah rumah tangga, sampah industri, sampah pertanian, dan enceng gondok. Ketika berbagai jenis sampah ini terjebak di antara tanaman enceng gondok, hal ini mempercepat pendangkalan sungai,” ujar Ari Subekti, warga Desa Gadingrejo, Kecamatan Juwana sekaligus aktivis pemerhati lingkungan khususnya Sungai Juwana.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Ari bersama komunitas peduli lingkungan Sungai Juwana berinisiatif mengolah enceng gondok menjadi pupuk.
“Kalau hanya dilakukan oleh komunitas kami, tentu dampaknya kecil. Kami berharap pemerintah bisa mencontoh langkah ini dan menginisiasi pelatihan untuk desa-desa di hulu Sungai Juwana. Selain itu, perlu dibentuk unit-unit pengolahan enceng gondok di masing-masing wilayah. Dengan cara ini, selain mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, juga akan tercipta peluang kerja baru,” tambah Ari.
Enceng gondok diketahui dapat diolah menjadi pupuk cair maupun padat. Pupuk dari enceng gondok memiliki kemampuan mengikat unsur hara tanah.
Saat ini, pupuk hasil olahan komunitas tersebut sudah diuji coba pada tanaman timun suri dan jagung, dengan hasil yang memuaskan.
Diharapkan, semakin banyak pihak, khususnya pemerintah, tertarik untuk mengembangkan inovasi ini. Langkah ini tidak hanya mendukung pengurangan sampah enceng gondok secara besar-besaran tetapi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat. Terlebih, proses pembuatan pupuk ini cukup sederhana dan dapat diaplikasikan dengan mudah.
EDITOR : M MUNIR