PATI, INDOMURIA.COM — Tanggap darurat bencana kekeringan di Kota Mina Tani diperpanjang, hal ini karena belum ada tanda-tanda kekeringan bakal segera berakhir. Kekeringan sendiri semakin meluas pada pertengahan bulan ini. Status tanggap darurat diperpanjang hingga dua pekan kedepan atau hingga Senin (30/10/2023).
Musim penghujan diprediksi bakal mulai terjadi pada bulan November. Sebelumnya masa tanggap darurat bencana diberlakukan pada (3/10) hingga (16/10). ”Status tanggap darurat kekeringan ini diperpanjang hingga dua minggu kedepan sampai akhir bulan,” jelas Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati Martinus Budi Prasetya kemarin.
Untuk diketahui pada awal Oktober lalu, sekitar 75 desa di sepuluh kecamatan mengalami kekeringan. Sepuluh kecamatan itu yakni, Yakni, Kecamatan Jaken, Jakenan, Winong, Tambakromo, Gabus, Kayen, Sukolilo, Batangan, Pucakwangi dan Kecamatan Tayu.
“Saat ini, kekeringan semakin bertambah. Jumlah desa yang mengalami kekeringan menjadi 84 desa. Lebih dari 130 ribu jiwa warga membutuhkan bantuan air bersih setiap harinya,” paparnya.
Kekeringan pun diprediksi semakin bertambah. Maka dari itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati, kata Martinus, bakal terus melakukan dropping air bersih kepada masyarakat yang membutuhkan.
”Kita akan terus masif melakukan dropping air hingga akhir Oktober. Kalau November baru hujan atau dasarian (sepuluh hari) pertama bulan Desember baru hujan di Kabupaten Pati, nanti akan kita perpanjangan lagi untuk status tanggap darurat,” imbuhnya.
Lebih lanjut pihaknya menyampaikan terima kasih kepada masyarakat yang ikut memberikan bantuan air bersih. Baik dari kelompok masyarakat, relawan maupun dunia usaha.
”Jumlah tangki yang sudah disalurkan mendekati 700 tangki jumlah itu dari BPBD Kabupaten Pati saja. Belum dari PMI, CSR total lebih dari 1.000 tangki air bersih yang disalurkan untuk masyarakat yang terdampak bencana kekeringan akibat musim kemarau tahun ini,” pungkasnya. [arh]