SPORT – Tragedi Kanjuruhan tahun 2022 lalu yang memakan korban meninggal 135 orang nyatanya tidak menjadikan para suporter sepak bola Indonesia menjadi dewasa. Rentetan kasus kerusuhan dan kericuhan yang melibatkan suporter masih sering terjadi di Liga 1 dan Liga 2.
Baru-baru ini aksi tidak sportif suporter terjadi usai laga Persijap vs Persela (5/11/2023) di Stadion Gelora Bumi Kartini. Pertandingan tersebut berkesudahan dengan skor 0 – 0.
Usai pertandingan bus milik Persela Lamongan menjadi sasaran oknum suporter yang belum diketahui identitasnya, apakah itu suporter tuan rumah atau tidak belum diketahui. Sejumlah kaca bus tersebut terlihat pecah. Bus tersebut dilempari oleh batu.
Diketahui bus yang membawa rombongan pemain dan ofisial Persela Lamongan mendapat lemparan batu sebanyak 2 kali lemparan, dilakukan selama perjalanan balik menuju Lamongan.
Pelemparan batu bus rombongan Persela Lamongan ini terjadisekitar jam 23.00 WIB saat melintas di wilayah Kudus. Akibatnya, kaca samping bus pecah. Kejadian ini sempat direkam secara live asisten pelatih Persela Sendi Oktavian melalui akun IG-nya @coachasendi.
Sejumlah pihak menyesalkan kejadian tersebut. Mereka menyebut aksi itu sebagai “kampungan” dan menyebut oknum suporter tersebut adalah SDM rendah.
Penyerangan terhadap pemain adalah hal yang tak patut. Pelemparan batu tersebut meskipun tidak menimbulkan korban tapi berpotensi membahayakan pemain maupun official yang ada di dalam bus tersebut.
Kejadian ini perlu mendapat perhatian luas dari federasi dan operator Liga. Pihak berwenang perlu memberikan sanksi tegas yang bersifat memberikan efek jera. Karena jika tidak ada tindakan tegas hal semacam ini bakal terus berulang. Sepak bola bakal terus diselimuti rasa was-was, dari dalam lapangan sampai di perjalanan pulang. Kita perlu merenungi tentang sepak bola lebih dalam. Semua harus menjadi dewasa.
Termasuk suporter sepak bola. Suporter adalah elemen penting yang menjadi ekosistem dari sebuah industri sepak bola yang memberikan hiburan dan turut serta memutar roda perekonomian masyarakat luas. [ARH]