Tradisi minuman rempah warisan leluhur dihidupkan melalui sebuah kedai sederhana. Ada belasan varian menu minuman tradisional yang disuguhkan dengan kreasi dan inovasi kekinian tanpa mengurangi khasiat rempah-rempah itu sendiri.
Sebuah kedai sederhana mencuat diantara keramaian Jalan Pangeran Diponegoro Pati. Kedai itu berupa teras sebuah rumah. Indah Susanti bersama sang suami Erwin Febri Alxender Indiako menyulap teras itu menjadi kedai yang fokus mengusung menu khas minuman tradisional rempah-rempah dengan brand Teras’e Jeng Minul. Kedai tersebut dibuka pekan ini.
Kedai yang berlokasi di Jalan Diponegoro nomor 103C Pati ini menyajikan banyak pilihan wedang kombinasi rempah dengan harga mulai Rp 9 ribu.
Menu yang dibiki antara lain seperti jakencruk yang merupakan kombinasi jahe, kencur, dan jeruk. Kemudian ada jasernis, campuran jahe, sereh, dan jeruk nipis. Lalu ada japare yang mengandung komposisi jahe, pandan, dan sereh. Selain itu, masih banyak menu pilihan wedang rempah tradisional lainnya yang jumlah totalnya ada 13 varian. Di luar ketigabelas varian itu, Teras’e Jeng Minul punya menu andalan, namanya STMJ Bakar.
STMJ yang merupakan singkatan dari Susu, Telur, Madu, dan Jahe merupakan minuman kesehatan yang sangat populer di Indonesia. Namun, Teras’e Jeng Minul mengolahnya dengan cara unik.
Bahan kuning telur, madu, krimer, dan kental manis dicampur dan dituang ke gelas kaleng kecil dalam tiga lapisan. Tiap lapisnya dibakar menggunakan torch gas. Jadi ada tiga kali proses pembakaran. “Proses pembakaran ini juga bermanfaat untuk mengurangi kolesterol,” jelas Erwin.
Proses ini juga memunculkan cita rasa yang unik karena adanya karamelisasi. Selanjutnya, air rebusan jahe disiapkan terpisah di gelas kaca untuk kemudian dicampurkan sendiri oleh pemesan. Hasil akhirnya ialah minuman kesehatan yang kental, creamy, dan sedikit smoky.
Pemilik Teras’e Jeng Minul, Indah Susanti, menjelaskan bahwa ia membuka kedai ini untuk menghidupkan kembali tradisi minuman rempah warisan leluhur.
“Selain 13 menu wedangan, kami juga punya 11 menu jamu godok. Menu-menu kami berkhasiat untuk menghangatkan badan serta menjaga stamina dan kebugaran,” paparnya.
Keberadaan Teras’e Jeng Minul di Jalan Diponegoro Pati ini merupakan keinginan Indah sejak lama yang akhirnya terwujud. Sekaligus titik mula dari cita-cita besar Indah untuk membuka cabang di tiap kecamatan di Kabupaten Pati.
Untuk diketahui Indah sebelumnya adalah pelaku UMKM yang membuat produk jamu kemasan yang dilakoni sejak 2014 lalu. Saat itu, dia mengundurkan diri sebagai karyawan dari perusahaan multinasional yang berkantor di Semarang. Indah sudah berkarier bertahun-tahun di perusahaan itu. Sebelum memutuskan mengundurkan diri, jabatan terakhirnya ialah supervisor.
“Saya resign dari perusahaan karena bapak saya meninggal. Saya harus balik ke Pati untuk menemani Ibu. Saya berencana kumpul dengan ibu sambil membuka usaha,” katanya.
Awal mula membuat produk minuman rempah-rempah itu tidak sengaja. Saat itu putranya yang masih berusia tujuh tahun tidak nafsu makan.
“Anak saya tidak mau makan. Kalau di kampung itu ada tradisi meminumkan jamu glempo untuk menambah nafsu makan. Tapi, anak tidak mau karena jamu identik dengan rasa pahit. Jangankan jamu, minum obat yang sudah dicampur madu atau gula saja anak juga tidak mau. Dari situ saya cari tutorial di internet untuk membuat minuman penambah nafsu makan. Dari sana saya dapat pengetahuan tentang jamu temulawak lalu berkembang ke berbagai olahan rempah-rempah lainnya,” ungkap dia. (Candra A)