PATI, INDOMURIA.COM – Inspektorat Daerah Pati berhasil melakukan pendampingan percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem. Pendampingan diselesaikan lebih cepat dari target selesai tahun 2024. Berkat kolaborasi dari Baznas, pihak desa dan juga Kecamatan Winong. Kemiskinan ekstrem sendiri merupakan kondisi ketidakmampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar.
Kepala Inspektorat Daerah Kabupaten Pati Agus Eko Wibowo mengungkapkan, pihaknya mendapat jatah pendampingan di Kecamatan Winong, dari total 30 desa dibagi menjadi dua dengan DPMPTSP. Jumlah penduduk miskin ekstrem sebanyak 10.247 jiwa, berkurang dari data awal angka kemiskinan ekstrem sebesar 0,86 persen atau sebanyak 10.860 jiwa yang tersebar di 21 kecamatan.
“Pendampingan penghapusan kemiskinan ekstrem lebih cepat selesai dari target tahun 2024, ini berkat kolaborasi dari stakeholder seperti Baznas, pihak desa dan juga Kecamatan Winong dalam mendukung program ini,” ungkap Agus (12/10/2023).
Dalam program percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem ini ada dua intervensi yang dilakukan, yaitu fisik dan non fisik. Fisik seperti RTLH, jamban, akses air bersih dan jaringan listrik. Non fisik terdiri dari bansos, jaminan kesehatan, jaminan pendidikan, dan jaminan ketenagakerjaan.
Awalnya saat ditracking yang tergolong miskin ekstrem berdasarkan data by name by addres hasilnya ada 53 warga di 15 desa tersebut, setelah diverifikasi dan divalidasi dan berdasarkan prioritas hasilnya menjadi 33 warga yang perlu diintervensi. Hasilnya untuk intervensi fisik ada 5 KK, jamban 3 KK, kursi roda 2 KK. Sedangkan intervensi non fisik KIS APBD/APBN ada 10 KK, bansos 17 KK.
“Inspektorat Daerah Kabupaten Pati akan terus mengawal dan melakukan monitoring evaluasi progress hasil intervensi. Selain intervensi tersebut Inspektorat juga menyalurkan bantuan air bersih total 16 tangki, dan 33 warga yang diintervensi juga mendapatkan bantuan sembako hasil iuran dari keluarga besar Inspektorat Daerah Kabupaten Pati,” papar Agus.
Melalui kegiatan ini menunjukkan kehadiran pemerintah secara nyata dalam upaya menangani kemiskinan ekstrem. Sementara itu Waka II Bidang Pendistribusian Baznas Pati M Amari mengungkapkan pihanya sangat mengapresiasi langkah cepat dalam penanganan kemiskinan ekstrem ini. “Lebih cepat lebih baik, orang miskin itu susah. Jadi harus dibantu. Apalagi terkait kebutuhan dasar seperti jamban, yang masih belum memiliki akan kita upayakan untuk dibantu. Karena ini terkait dengan kesehatan juga,” imbuhnya. [can]