PATI – Pembuatan eco enzyme merupakah langkah cerdas dalam mengatasi permasalahan sampah khususnya untuk sampah rumah tangga, sebab eco enzyme memiliki manfaat yang sangat besar.
Eco enzyme berfungsi sebagai pupuk organik hingga cairan pembersih. Pembuatannya yang menggunakan sisa bahan dapur menjadikan kegiatan ini efektif dalam mengelola sampah sejak dari rumah tangga.
Hal ini seperti yang dilakukan ibu-ibu Jalan Arjuna Raya Perum Kutoharjo. Pembuatan eco enzyme ini menggunakan bahan dari kulit buah – buahan dan sayur yang mana hasil cairan fermentasi sampah organik tersebut memiliki berbagai fungsi.
Adapun bahan – bahan organik yang digunakan seperti kulit nanas, pisang, lemon, jeruk, belimbing, apel, rambutan, kedondong, bayam, sawi dipadukan dengan molase atau tetes tebu atau gula merah serta air sumur.
Penggagas sekaligus inisiator Eco Enzyme Henty Kustiyowati mengungkapkan bahwa Eco Enzyme tersebut ia pelajari dari penelitian yang dilakukan oleh Dr. Rosukon Poompanvong, pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand selama kurang lebih 30 tahun.
Untuk membuat Eco Emzyme perpaduannya ialah, 10 bagian air, 1 bagian molase dan 3 bagian bahan organik. Artinya, dari toples dengan kapasitas 1 liter air, diisi air sumur sebanyak 600 ml, molase atau gula merah sebanyak 60 gr dan bahan organik sebanyak 1,8 ons. Setelah kesemuanya dicampur jadi satu lalu diaduk.
Lebih lanjut, apabila tidak terdapat air sumur, maka tetap bisa digunakan dengan syarat harus didiamkan selama satu malam terlebih dahulu.
Setelah dicampur di dalam toples, maka toples jangan ditutup dengan rapat melainkan hanya ditempelkan saja. Hal ini agar saat 1 bulan pertama, gas yang dihasilkan dari fermentasi dapat keluar dan tidak meledak.
“Nanti di dalam toples ini, akan timbul gas – gas hasil fermentasi dari bahan organiknya yang kita sebut O2 atau ozon. Kita memang disarankan agar setiap rumah memiliki Eco Enzyme ini dengan memanfaatkan bahan organik dari dapur kita sendiri,” paparnya.
Selain itu, dengan memanfaatkan bahan organik dari dapur sendiri, juga sebagai salah satu upaya mengurangi beban sampah.
“Untuk kesehatan badan, bisa kita semprot – semprotkan di badan dengan perbandingan 1 banding 100 atau 1 ml Eco Enzyme dicampur 100 ml air. Begitupun bila digunakan di tanaman, 1 ml Eco Enzyme dicampur 1 liter air. Manfaatnya banyak,” imbuhnya.
Lebih lanjut Henty menilai bahwa Eco Enzyme tersebut memiliki banyak manfaat dan kegunaan lain untuk tubuh dan tanaman. Apabila imun di tubuh baik maka akan susah terkena penyakit begitu pula yang terjadi jika digunakan pada tanaman.
Tak hanya itu saja, Eco Enzyme itu juga diklaim tidak memiliki masa kadaluarsa, sehingga bisa digunakan setiap saat. Ampasnya pun bahkan memiliki manfaat yang lain, yaitu bila dimasukkan ke dalam plastik dan ditempelkam ke bagian tubuh yang sakit, maka penyakit itu berangsur hilang.
“Bisa disimpan atau diletakkan di berbagai sudut di rumah sesuai kebutuhan karena juga berfungsi untuk menangkal radiasi,” paparnya. (ars)