TRAVELING – Belum lengkap jika para pecinta batik tulis Bakaran tidak mampir ke tempat satu ini. Tempat itu adalah museum batik tulis Bakaran. Di museum ini para pengunjung bisa menikmati puluhan ragam motif batik dari yang paling klasik hingga terkini. Ada pula barang-barang antic seputar dunia membatik.
Museum Batik Bakaran dibuka secara resmi belum lama ini, kehadirannya diharapkan menjadi pelengkap status Desa Bakaran Wetan sebagai desa wisata yang sudah ditetapkan oleh Bupati Pati tahun 2022 lalu.
Kepala Desa Bakaran Wetan Wahyu Supriyo berharap kehadiran museum ini bisa semakin memajukan batik tulis Bakaran yang sudah menjadi ikon bagi desa yang dipimpinnya. “Museum batik ini hadir untuk melengkapi desa wisata, nanti akan ada paket wisata. Selain itu dengan kehadiran museum ini bisa mengedukasi pengunjung tentang bagaimana sebuah batik diciptakan sehingga mereka tidak kaget dengan harga batik yang dijual,” jelas Wahyu Supriyo.
Bangunan museum ini berada di Jalan Mangkudipiro sekitar 100 meteran dari kantor Desa Bakaran Wetan. Bangunannya menempati sebagian bekas rumah lama yang sudah dihibahkan ke pemerintah desa.
Di museum ini terdapat beragam koleksi alat untuk membatik. Antara lain seperti canting, kompor, gawangan, ijuk, bandul, gendongan, aneka malam lilin, dan juga aneka pewarna alami seperti kulit kayu dan juga kunir.
Barang-barang tersebut rata-rata merupakan peralatan membatik zaman dahulu, sekitar tahun 1980-an. Seperti gendongan yang terbuat dari kayu, kini bak untuk pewarnaan batik itu terbuat dari bahan seperti alumunium. Hal yang sama seperti gawangan yang terbuat dari bambu dipakai untuk meletakkan kain, kini diganti dengan bahan dari pipa.
Selain aneka peralatan membatik, museum ini juga dilengkapi foto-foto proses membuat batik tulis Bakaran. Ada 9 proses membatik yang biasa dilakukan para pengrajin batik tulis Bakaran. Selain itu di museum ini juga dilengkapi dengan koleksi kain batik Bakaran dengan motif-motif klasik yang sangat khas. Seperti motif bregat ireng, dele kecer, gandrung, dan rujak sente yang memiliki warna khas gelap.
“Kain-kain ini kami berikan informasi tentang nama motifnya dan juga filosofinya. Ini untuk memberikan edukasi kepada pengunjung agar paham tentang batik tulis Bakaran yang sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda. Selain itu museum ini menjadi galeri batik tulis Bakaran. Ada ratusan motif yang dijual di sini dari pengrajin bati di Desa Bakaran Wetan dan Desa Bakaran Kulon,” paparnya. [ris]
Editor : Fatwa