Sertifikasi pembatik itu penting. Andreas Agus Wibawa mendorong para pembatik untuk mengikuti sertifikasi. Seorang pembatik yang berkompeten dibidangnya, otomatis mendapat kepercayaan dari konsumen
Kesibukan para pembatik terlihat di tempat produksi batik tulis Bakaran merek Bu Sri P. Sarni Desa Bakaran Kulon, Jalan Juwana – Tayu KM 2 Kecamatan Juwana. Diantara para pembatik itu terlihat seorang pria bertubuh gempal tampak mengawasi produksi batik tulis yang masih manual tersebut.
Dia adalah Andreas Agus Wibawa, pemilik batik tulis Bu Sri P. Sarni ini selain dikenal sebagai pengusaha batik tulis Bakaran, juga sebagai asesor batik nasional. Pria kelahiran 1986 ini sendiri sudah menekuni batik sejak 2006.

Agus, sapaan akrabnya, mulai menjadi asesor batik tulis sejak 2016. Dia tergabung dengan LSP Batik Semarang setahun kemudian. “Menjadi asesor batik harus mempunyai kemampuan metodologis dan teknis tentang batik dan mempunyai sertifikat teknis batik. Tugas seorang asesor adalah menyertifikasi pembatik-pembatik yang ada di seluruh Indonesia,” kata Agus.
Menurut Agus, para pembatik termasuk di Kabupaten Pati perlu meningkatkan kompetensinya dalam mengembangkan keahliannya. “Untuk kemajuan batik di Pati memang perlu para pembatik ini mengembangkan keahliannya dalam membatik dan tersertifikasi kompeten dalam bidang batik, melalui pelatihan-pelatihan berbasis kompetensi dan uji kompetensi batik,” imbuh pria yang juga aktif sebagai Ketua PAKARTEN INDONESIA (Paguyuban Pekerja Industri Kreatif Indonesia), dan Ketua Asosiasi Batik Tulis Bakaran Canting Mas ini.
Dengan tersertifikasi ini para pembatik mendapat pengakuan dari negara bahwa seorang pembatik berkompeten di bidangnya, otomatis mendapat kepercayaan dari konsumen. “Pengakuan dari negara, memiliki keunggulan kompetitif di banding kandidat tanpa sertifikat, dan juga memiliki potensi untuk mendapatkan upah lebih tinggi,” jelasnya.
Selama bertahun-tahun sudah tidak terhitung jumlah pembatik yang disertifikasi oleh Andreas Agus Wibawa. Pengalamannya ini membawa dirinya bisa lebih mengenal karakteristik bati di berbagai daerah, dan bertemu dengan banyak pembatik di daerah lain. (Aris H)