PATI – Anak-anak diperkenalkan dengan kearifan lokal melalui pementasan cerita ketoprak. Melalui kegiatan ini diharapkan anak-anak bisa mengenal kearifan lokal di daerah. Hal itu dilakukan para siswa SD Pati Wetan 01.
Dalam kegiatan itu selain mementaskan cerita ketoprak juga dilakukan kegiatan praktik membuat olahan limbah jelantah menjadi lilin, menari, membaca puisi, sendra tari, hingga drama.
Kegiatan ini secara khusus mengangkat tema kearifan lokal. Tema itu kemudian diimplementasikan menjadi berbagai pementasan. Seperti sendra tari Roro Jonggrang dan drama Ande-Ande Lumut. Cerita itu sendiri dikenal sebagai cerita rakyat yang sering dibawakan dalam pementasan ketoprak anak-anak.
Lilik Sri Rejeki, Kepala SD Pati Wetan 01 mengatakan, ada berbagai jenis penampilan yang dibawakan dari siswa kelas 1 hingga kelas lima. Yakni kelas 1 membawakan senam P5 dan tari dolanan. Kelas dua membawakan satu lagi dengan bahasa Jawa, Inggris dan Indonesia.
“Kelas 3 sendiri membaca puisi dan menyanyikan lagu Indonesia Pusaka. Sementara kelas 4 membawakan drama Ande- Ande Lumut dan presentasi pembuatan getuk dari ketela sedangkan kelas 5 membawakan sendratari dan pembuatan lilik dari minyak jelantah,” tambahnya.
Tak hanya itu, hasil karya selama satu tahun juga turut dipamerkan dan dipajang di stand kelas satu hingga kelas enam.
“Tujuan diadakannya gelar karya ini diharapkan membantu siswa dalam menemukan talenta yang dimiliki dan mengenal jati dirinya. Karena setiap anak pasti memiliki talenta dan talenta itu ada yang disalurkan dan ada juga terpendam,” terangnya.
Dengan adanya gelar juga diharapkan dapat membentuk karakter anak berdasarkan nilai nilai pancasila. Terutama dalam menghadapi tantangan di masa depan
“Kegiatan ini diharapkan bisa menjadikan lulusan yang unggul dan berkompeten dapat diterima di masyarakat serta dapat berpartisipasi dalam pembangunan. Serta tidak lupa dengan dukungan orang tua tentunya,” imbuhnya.
SDN Pati Wetan 01 dalam tahun ajaran kurikulum merdeka mengambil tema gaya hidup berkelanjutan pada semester 1 dan tema kearifan lokal pada semester 2.
Sementara itu Lurah Pati Wetan, Sri Rofiah yang turut hadir dalam acara tersebut mengaku cukup bangga dengan inovasi yang dilakukan anak-anak di gelar karya tersebut. Seperti halnya kekreatifan dalam pembuatan gethuk dan lilin dari minyak jelantah.
“Hal itu tentu bisa menjadi pemantik anak-anak untuk memiliki jiwa kreatif dan bakat berwirausaha nantinya,” tambahnya.
Terlebih cerita rakyat yang dibawakan. Dengan ditampilkan lewat pementasan tentu akan lebih mudah dalam mengenalkan kearifan lokal bangsa Indonesia. [nuh]
Editor : Fatwa