PATI – Jebakan tikus yang dialiri listrik kembali memakan korban jiwa di area persawahan di Dukuh Lumpur Desa Bumirejo, Rabu (29/11) dini hari. Kejadian ini menjadi yang kedua kalinya dalam bulan ini.
Korban merupakan seorang pria paruh baya berumur 64 tahun, merupakan warga Dukuh Lumpur Desa Bumirejo, Margorejo.
Pria tersebut ditemukan meninggal dunia kesetrum listrik di lahan sawah milik warga Dukuh Lumpur RT 02 RW 01 Desa Bumirejo Kecamatan Margorejo.
Kapolresta Pati Kombes Pol Andhika Bayu Adhittama melalui Kapolsek Margorejo AKP Dwi Kristiawan dalam keterangannya menjelaskan bahwa korban ditemukan warga sekitar pukul 06.00, saat mau ke sawah, yang tergeletak tidak bergerak yang ternyata dikenali korban merupakan warga Dukuh Lumpur Desa Bumirejo.
“Warga yang menemukan korban melaporkan ke Perangkat Desa selanjutnya menghubungi Bhabinkamtibmas dan Polsek Margorejo guna memberitahukan bahwa terdapat kejadian tersebu,” jelas Kapolsek AKP Dwi.
Lebih lanjut diketahui bahwa penyebab kematian karena sengatan arus listrik yang mengakibatkan henti detak jantung dan Perkiraan meninggal sekitar 4 Jam setelah ditemukan.
Lebih lanjut, perwakilan dari keluarga korban dihadirkan atas kejadian tersebut, dan tidak menghendaki untuk dilakukannya autopsi serta tidak akan melakukan penuntutan dalam bentuk apapun, selanjutnya dibuat surat pernyataan.
“Perwakilan dari pihak keluarga tidak menginginkan untuk dilakukan autopsi serta bersedia menandatangani surat pernyataan tidak ada melakukan penuntutan,” pungkasnya.
Untuk diketahui di area persawahan di Kecamatan Margorejo memang banyak ditemukan jebakan tikus dengan aliran listrik. Selain di Desa Bumirejo, sebelumnya di Desa Jambean Kidul juga banyak terjadi korban meninggal dunia akibat terkena jebakan tikus tersebut.
“Iya dulu di Desa Jambean Kidul pernah ada 5 kasus korban meninggal dunia. Namun saat ini sudah ada peraturan desa tentang larangan pemasangan jebakan tikus menggunakan listrik, karena berbahaya dan bisa menyebabkan korban jiwa. Kalau di Bumirejo sepekan sebelumnya juga ada korban jiwa. Jadi selama bulan November ini sudah ada 2 korban,” imbuh Kamelan, salah seorang petani di sekitar lahan persawahan tersebut. [CAN]