PATI – Meskipun beberapa hari terakhir hujan dengan intensitas ringan hingga lebat mengguyur wilayah Kabupaten Pati, sebagian desa di Pati Selatan dan Pati Timur masih menghadapi krisis air bersih.
Menanggapi kondisi ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati melalui Penjabat (Pj) Bupati Sujarwanto Dwiatmoko menetapkan status tanggap darurat krisis air bersih selama dua minggu ke depan.
Dalam rapat yang digelar, terungkap bahwa 156.850 jiwa dari 47.098 keluarga di 71 desa di 9 kecamatan di Kabupaten Pati saat ini mengalami kesulitan air bersih.
“Status tanggap darurat ini akan berlangsung selama 14 hari. Jika situasi belum membaik, masa tanggap darurat akan diperpanjang sesuai kebutuhan,” ungkap Sujarwanto.
Pemkab Pati berkomitmen untuk segera mengambil langkah-langkah konkret guna mengatasi krisis yang semakin meluas ini.
Beberapa dinas terkait telah diminta untuk berperan aktif dalam menangani masalah ini demi mencegah dampak kekeringan yang lebih buruk.
Sementara itu, anggota DPRD Kabupaten Pati, Danu Ikhsan Hariscandra, menyerukan agar wilayah-wilayah yang mengalami krisis air bersih menjadi prioritas dalam menerima bantuan air setiap hari.
Danu juga menyoroti wilayah-wilayah terdampak paling parah seperti Kecamatan Jakenan, Jaken, dan Pucakwangi, yang menurutnya harus menjadi prioritas utama.
“Saya baru saja mengunjungi beberapa daerah yang terdampak, dan situasinya sangat mengkhawatirkan. Oleh karena itu, saya mendesak agar wilayah-wilayah ini mendapatkan bantuan air bersih setiap hari,” tegasnya. (ADV)